Hal yang terpenting dalam berkurban


Pada tanggal 9 Dzulhijjah, para jama’ah haji dari seluruh penjuru dunia telah sampai di Arafah, datang dengan satu tujuan yaitu untuk bermunajat, berdoa kepada Allah SWT. di padang yang tandus yaitu padang Arafah. Ketika melaksanakan wukuf, para jama’ah haji tidak diperkenankan untuk berpuasa agar tidak mengganggu kekhusyu’an dalam melakukan wukuf. Sedangkan untuk umat islam yang tidak melakukan wukuf di Arafah rasulullah sangat menganjurkan untuk melaksanakan puasa satu hari bertepatan dengan jama’ah haji berwukuf di Arafah yaitu puasa Arafah.

Selain dapat meningkatkan kebersamaan, toleransi, serta persamaan nasib dengan para jama’ah haji, puasa Arafah juga memiliki nilai plus dibandingkan dengan puasa yang lainnya yaitu dapat menghapus dosa yang telah kita perbuat selama 2 tahun, yaitu 1 tahun yang lewat dan 1 tahun yang akan datang. Untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah antar umat muslim, ketika para jama’ah haji di siang hari yang begitu terik ditengah padang tandus dengan suhu diatas 45 derajat celcius berwukuf dengan khusyu’ nya tanpa menghiraukan panas yang menyengat tubuhnya. Maka sebagai bentuk penghormatan atas saudara kita sesama muslim maka hendaknya kita berpuasa Arafah. Karena orang yang tidak berpuasa Arafah termasuk orang yang merugi.

Dasar – dasar praktek haji sebenarnya adalah dari nabi Ibrahim yang mana menurut Al – Qur’an nabi Muhammad meniru pelaksanaan haji dari nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim merupakan nabi yang banyak menerima perintah maupun larangan. Mulai dari zamannya raja namrud yang menyuruh nabi Ibrahim untuk menyembahnya karena dia mengaku bahwa dia adalah tuhan yang patut disembah sekaligus sebagai perintah yang pertama. Nabi Ibrahim pun menolak, sebagai konsekuensinya nabi Ibrahim dibakar hidup – hidup namun atas kehendak Allah api itu pun menjadi dingin dan tidak membakar tubuh nabi Ibrahim.

Perintah yang kedua adalah nabi Ibrahim disuruh oleh Allah untuk meninggikan bangunan ka’bah yang mana dasarnya sudah dibangun oleh para malaikat. Dan perintah yang ketiga adalah menyembelih nabi Ismail. Perintah yang ketiga bisa dibilang sebagai klimaks dari perintah sebelumnya dan merupakan perintah yang paling berat. Mendengar perintah ini setan pun menggoda nabi Ibrahim untuk membangkang dan tidak melaksanakan perintah ini. Menurut perkataan setan, bahwasanya nabi Ibrahim tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap anaknya sendiri karena ingin menyembelih anaknya satu satunya. Namun nabi Ibrahim tidak termakan oleh godaan setan sehingga tetap melaksanakan perintah untuk menyembelih nabi Isma’il.

Praktek – praktek haji yang dilakukan oleh jama’ah haji sekarang merupakan napak tilas dan juga mengenang perjuangan dari nabi Ibrahim. Syari’at kurban telah ada sejak zaman nabi Adam ketika itu Qobil dan Habil berebut untuk menikah dengan adik Qobil yang memiliki paras lebih cantik dari pada adik dari Habil. Singkat cerita, karena masih berselisih Allah pun meminta mereka untuk berkurban. Dan ternyata kurban dari Habil lah yang diterima. Berkurban, dari dulu hingga sekarang yang sampai kepada Allah bukanlah dagingnya, atau darahnya, atau kulitnya, tetapi yang sampai kepada Allah adalah ketaqwaan dan juga keikhlasannya. (khutbah jum'at 03/10/2014)


Ahmad Fadlolin

0 komentar:

Post a Comment