Petualangan Manusia di 4 Alam
Hidup layaknya sebuah permainan, sebuah perjalanan dan sebuah keadilan. Di dalam hiduplah seorang manusia dapat terlihat sifat dan ego pribadinya. Di dalam hiduplah manusia bisa memesan keadilan tuhan di akhirat kelak. Dan di dalam hiduplah manusia bisa berfikir akan satu hal yang remeh namun sangat penting, dari mana kita? Dan kemana kita akan menuju?
Di dalam Al – Qur’an dan hadits, dijelaskan bahwasanya manusia akan melewati 4 alam, yaitu alam ruh, alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat. Alam yang akan kita huni terus menerus, kekal dan abadi di dalamnya adalah alam akhirat. Lalu alam yang paling menentukan perjalanan kita apakah nyaman tentram, ataukah dipenuhi siksaan dan makian adalah alam dunia. Di alam dunia kita akan menjumpai berbagai tipu muslihat manusia, menghalalkan segala cara, menuju apa yang ingin ia raih, tanpa adanya sedikit rasa malu terhadap tuhan semesta.
Alam yang telah kita lalui adalah alam ruh, atau sering disebut juga dengan alam kandungan. Di dalam kandungan, kita mengalami suatu proses yang dinamakan proses kejadian manusia, yaitu yang awalnya sari pati tanah, kemudian menjadi air mani yang disimpan di dalam dinding yang kokoh yaitu rahim wanita, kemudian selama 40 hari menjadi segumpal darah dan ditiupkan ruh kepada tubuh kita, lalu menjadi segumpal daging, muncul tulang belulang, dan penyempurnaan bentuk. Selama 9 bulan 10 hari kita berada di suatu tempat yang gelap gulita, yang ketika itu kita berikrar bahwa aku adalah hamba Allah. Hingga kita semua berhasil melewati petualangan di alam pertama.
Menuju alam kedua yaitu alam dunia, yang sering ditambahi dengan kata fana di belakangnya. Ini menandakan bahwasanya alam dunia merupakan sebuah alam yang menjadi medan petualangan terberat bagi umat manusia. Label orang baik, orang buruk, orang kafir, orang islam, muncul ketika kita telah berpetualang di alam dunia. Sembari berpetualang di bumi ciptaan Allah, sembari menunggu malaikat Izrail mendekat untuk mencabut nyawa. Dan yang paling ditakuti oleh umat manusia, muslim khususnya, yaitu akhir dari hidup. Apakah khusnul khotimah atau su’ul khotimah, siapa yang tahu?. Yang paling menyesakkan adalah ketika semasa hidup berbuat amal sholih namun ketika akhir hayat berbuat keburukan, maka amal kebaikan kita akan lenyap bak nyala kobaran api membakar dedaunan kering.
Petualangan pun berlanjut ke alam kubur, atau alam barzah. Di alam ini manusia baru mendapatkan sedikit balasan dari apa yang telah ia perbuat di alam dunia. Jika itu adalah orang baik maka akan digelarkan olehnya karpet hijau dari surga seluas mata memandang. Dan jika itu adalah orang kafir, maka baginya kasur dari neraka yang panas dan sempit, sesempit liang lahat. Serta jeritan siksa neraka yang selalu ia dengar selama berada di alam kubur.
Situasi tersebut pun terus berlanjut hingga malaikat Israfil meniup sangkakala tanda petualangan di alam akhirat di mulai. Dan pada alam itu lah manusia akan bertanggung jawab akan segala hal dan perbuatan yang telah ia perbuat di dunia fana. Di alam tersebut letak neraca amal perbuatan, di alam akhirat juga terletak shirath menuju surga yang dibawahnya adalah neraka, dengan api yang berkobar – kobar, siap menjilat orang – orang kafir. Jika manusia menerima buku amal perbuatannya dengan bahagia, maka baginya surga. Namun jika seorang manusia mendapatkan buku amal perbuatannya dengan dilempar ke kepala, maka baginya neraka.
Oleh karena itu marilah kita menjaga diri kita, khususnya di alam dunia ini agar nantinya kita dapat kuat, bahagia, dan senang untuk berpetualang melewati 2 alam yang tersisa yaitu alam kubur, dan alam akhirat yang kekal dengan tujuan akhir surga.
H. Munir Ahmad
Dikutip dari Khutbah jum’at 30 januari 2015
0 komentar:
Post a Comment