Ceramah Sholat Tarawih di Masjid Annur (07/07/2014)
Pada suatu masa di zaman setelah ada nabi, di dalam masyarakat bani Israel di Palestina pernah terjadi krisis kepemimpinan setelah sepeninggal nabi musa dengan jarak kira – kira ratusan tahun. Karena terjadi krisis, pemuka dari bani Israel berfikir panjang kemudian sudah sepakat untuk bertemu dengan seorang nabi yang tinggal di pinggiran tanah Palestina yang bukan termasuk dari 25 nabi yang disebutkan di dalam Al – Qur’an, nama nabi tersebut adalah nabi Sam’un. Hal yang melatar belakangi pemuka bani Israel melakukan tindakan tersebut adalah karena saat itu negeri palestina dipimpin oleh pemimpin yang selalu menindas rakyatnya tak terkecuali bangsa bani Israel, nama pemimpin tersebut adalah jalut.
Karena terdesak oleh kondisi, para pemuka dari bani Israel mendatangi rumah nabi tersebut di pinggiran tanah palestina untuk meminta pertolongan. Setelah sampai di rumah nabi tersebut, para pemuka bani Israel kaget karena seorang yang bergelarkan nabi memiliki rumah yang sangat sederhana, atap dari dedaunan kurma, dinding yang masih ada lubang di sana – sini sampai tikar untuk tempat tidur di atas lantai tanah. Kemudian nabi tersebut menyambut mereka dengan ramah. Para pemuka bani Israel tadi langsung mengutarakan maksudnya yaitu meminta pertolongan agar dimintakan petunjuk kepada Allah siapa orang yang layak memimpin negeri ini selanjutnya. Setelah nabi tersebut sholat dan berdoa, kemudian mendapatkan petunjuk yaitu pemimpin tersebut harus mau berjuang untuk melawan kebathilan. Karena bangsa bani Israel terkenal dengan perbedaan antara apa yang diucapkan dengan apa yang ada di hatinya.
Akhirnya Allah telah memutuskan lewat nabi tersebut bahwa orang yang pantas untuk memimpin bangsa bani Israel selanjutnya adalah orang yang bernama thalut. Seluruh pemuka bani Israel yang kebetulan hadir di rumah nabi tersebut yang bisa juga disebut sebagai gubuk tersentak kaget. Di dalam keheranannya, banyak yang tidak setuju thalut dijadikan sebagai pemimpin karena sama sekali tidak memiliki darah bangsawan sehingga tidak pantas untuk menjadi pemimpin. Allah member kelebihan dan keunggulan yaitu memiliki 2 hal yang merupakan syarat utama untuk mendapatkan label kelayakan menjadi seorang pemimpin yaitu Ilmu atau kecerdasan dan kekuatan.
Kriteria yang harus dimiliki oleh presiden yang akan memimpin bangsa ini adalah 2 hal diatas yaitu kecerdasan dan kekuatan. Cerdas bukan untuk menipu rakyat, tetapi untuk menangani berbagai masalah yang akan hadir dalam masa kepemimpinannya dan juga harus bisa member solusi serta jalan keluar perihal masalah tadi. Kuat bukan berarti untuk menindas rakyat, tetapi kuat fisik dan mental digunakan untuk membawa rakyat menuju era baru peradaban negeri ini yang dalam usaha mewujudkannya tentunya ada tantangan – tantangan yang harus dihadapi. Baik tantangan ekonomi, politik, maupun sosial kalau kita memandang dengan sudut pandang negara Indonesia yang merupakan negara yang memiliki multi kultural, dan multi sosial. Di dalam era demokrasi seperti sekarang, pemimpin harus bisa memberi keputusan yang tepat dan tidak merugikan bagi rakyat, karena di negara kita tidak bisa presiden langsung memutuskan suatu hal tetapi harus melewati persetujuan DPR. Maka presiden tersebut harus memiliki mitran agar terwujudnya rencana tersebut dengan cara berkoalisi serta berkomunikasi. Syarat mutlak seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan dan kekuatan yang dimiliki oleh thalut di negeri palestina sehingga membuat negeri tersebut sudah mulai stabil kembali dan tidak ada lagi krisis kepemimpinan.
Penceramah : Drs. H. Agus Salim Sy.
0 komentar:
Post a Comment