Don't Worry Be Hopey


Alkisah hiduplah seorang yang pandai berfikir untuk memecahkan masalah atau ahli filsuf disebuah kerajaan di barat daya Iraq. Pemuda itu bernama Ibnu Rush. Dengan dipimpin oleh seorang raja bernama Al – khallawi, kehidupan rakyat di wilayah itu sangatlah miskin dan terbelakang. Setiap ada permasalahan baik ekonomi maupun politik tanpa sepengetahuan raja rakyat selalu datang ke tempat Ibnu Rush untuk meminta pencerahan perihal masalah yang di hadapi. Pihak kerajaan menganggap bahwa pemuda ini bisa saja mengancam keutuhan dari wilayah kerajaan, karena mereka berpendapat bahwa pemuda ini bisa saja menanamkan doktrin – doktrin yang bertentangan dengan doktrin raja kepada rakyat. Karena takut, pihak kerajaan lalu memanggil Ibnu Rush ke persidangan dan akan dijatuhi hukuman mati.

Di ruang persidangan yang berbentuk oval dengan ukiran kaligrafi di langit – langitnya, dan dikelilingi oleh para penasehat raja yaitu para pakar filsuf, teman dari Ibnu Rush sendiri, Ibnu Rush duduk degan menebar senyum tanpa khawatir tentang hal yang akan ia hadapi. Dengan raut muka yang marah, raja langsung berbicara,”Wahai Ibnu Rush, engkau divonis hukuman mati karena telah menyebarkan doktrin sesat kepada rakyat kerajaan”. Kemudian Ibnu Rush tersenyum lalu bicara,” Sebenarnya saya memiliki rencana yang jitu untuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan yang melanda negeri ini, namun karena saya akan dihukum mati maka saya tidak akan bisa mengubah negeri ini, dan itu sesuatu hal yang sangat disayangkan.”


Terpancing dengan kalimat filsafat dari Ibnu Rush, raja pun mempertimbangkannya dan kemudian kembali berkata,”Saya memberimu waktu 12 bulan untuk merubah keadaan negeri ini, namun jika gagal maka engkau akan tetap dihukum mati.” Ibnu Rush kemudian melempar senyum ke raja dan kepada para penasehat kerajaan. Karena penasaran, salah satu temannya pun bertanya kepadanya,”Apa yang akan kamu lakukan untuk mengubah negeri ini?”. Dengan entengnya Ibnu Rush menjawab,”Saya tidak tahu, dan saya hanya berharap dapat menemukan caranya selama 12 bulan sisa hidup saya.”

*************

Dari cerita singkat diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwasanya kita tidak perlu takut dalam berharap. Karena masa depan hanya Allah dan waktu yang tahu. Hanya dengan bermodalkan harapan, Ibnu Rush bisa selamar dari hukuman mati dan setidaknya masih memiliki waktu 12 bulan masa kehidupan, lalu mengapa kita tidak berharap yang terbaik untuk masa depan kita?

0 komentar:

Post a Comment