Allah Tidak Pernah Berlaku Zalim
Sering kita mendengar seseorang menggerutu mengenai hidupnya, mengapa ia miskin sementara yang lainnya kaya. Mengapa ia pintar namun kita tidak bisa, mengapa orang – orang barat sangat pandai sekali dalam menciptakan sebuah penemuan hingga mampu menjatuhkan martabat seorang muslim, padahal mereka kafir.
Dan mengapa kita yang terus – terusan beribadah kepada Allah namun tidak kunjung mendapat apa yang kita inginkan. Harta, kepintara, martabat, dan segalanya yang ada di dunia. Ada seorang cendekiawan muslim mengatakan bahwa dunia itu tidak peru di kejar, manusia harusnya fokus ke akhirat saja.
Jika demikian adanya, maka tidak bergunalah perkataan Allah di Al - Qur’an mengenai kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat. Kembali ke topik pembahasan di atas, setiap orang pasti menghendaki sebuah kesuksesan di dunia dan akhirat khususnya. Namun jarang sekali yang berpikir mengapa kita belum juga sampai ke tempat yang ingin dituju.
Mengapa kita masih berkutat kepada percobaan – percobaan yang selalu gagal, usaha – usaha yang tak kunjung berhasil, hingga umur yang sia – sia. Kita belum pernah berpikir mengapa kita sampai tidak berhasil. Thomas Alfa Edison sendiri untuk menemukan sebuah bola lampu membutuhkan lebih dari 1000 kali percobaan yang gagal tentunya dengan cara yang berbeda – beda.
Jika kita menghendaki kesuksesan namun jalan yang ditempuh selalu sama padahal kita sudah hafal betul, bahwa ujung – ujungnya adalah kegagalan. Karena Allah sendiri telah berkata bahwa Ia tidak akan merubah nasib sebuah kaum hingga mereka mengubahnya dengan usaha mereka sendiri.
Namun sayang, kita agaknya belum peka yang namanya introspeksi diri. Selain tidak berpikir dan merenungi nasib, kita lebih memilih untuk “ngerasani” Allah, padahal kita tahu bahwa Ia adalah zat maha agung pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Kita tiba – tiba saja bersu’udzon kepadanya.
Ada yang bilang bahwa Allah itu tidak adil, meratakan rezeki bagi hambanya aja tidak bisa. Ada juga yang lain, Allah terlalu sibuk dengan urusannya hingga tidak mengurusi kaum – kaum yang tertimpa kelaparan dan kemiskinan. Hingga puncaknya adalah yang paling ekstrim dari semuanya, Allah berlaku dholim aku telah beribadah sekian lama tetapi tak kunjung mendapat kenikmatan dunia. Naudzubillahimindzalik.
Sungguh mereka adalah orang – orang yang tak tahu malu, ketika menghina tuhan seluruh alam. Bayangkan saja, bagaimana kalau Allah murka mau pindah kemana kamu ?. Ada yang bilang ke mars, Jupiter, dan lain sebagainya. Lha itu kan masih milik Allah ?
Menanggapi tuduhan tersebut, Allah pun berfirman dalam surat Yunus ayat 44 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang selalu berbuat zalim kepada diri mereka sendiri”.
Contoh kongkritnya adalah seperti ini, seorang pemuda jatuh dari pohon mangga hingga tulangnya patah. Kata dokter tulangnya tidak bisa tumbuh lagi walaupun dia masih mudah, ketika di bawa ke rumah sakit. Lantas faktor apa yang menghalangi tumbuhnya tulang, ternyata terdapat zat minuman keras yang menempel di ujung tulang – tulangnya sehingga menghalangi tulang untuk meregenerasi.
Andai saja ia tidak meminum khomr yang telah di larang dalam Al – Qur’an, pasti ia akan selamat. Sungguh manusia benar – benar menzalimi dirinya sendiri. Sehingga tak sepatutnya kita mendebat tuhan semesta untuk hal sepele. Intinya adalah kita kurang melakukan renungan batin terhadap masalah yang tengah melanda.
0 komentar:
Post a Comment