Cara memenuhkan jama'ah sholat di masjid
Bulan ramadhan telah usai dan ditandai dengan hari raya idul fitri, maka kebiasaan muslim Indonesia ketika di bulan suci ramadhan seperti sholat jama’ah 5 waktu di masjid, tadarrus Al – Qur’an dan sholat malam terkadang juga ikut hilang seiring dengan usai nya bulan ramadhan. Pemandangan yang ada disetiap masjid di seluruh Indonesia adalah sama yaitu surutnya jumlah jama’ah sholat 5 waktu yang mana ketika bulan ramadhan sangat banyak sedangkan ketika hari – hari biasa kembali sepi. Idul fitri identik dengan kata kemenangan, namun menurut ustad Arifin Ilham orang yang menang bukanlah orang yang memakai pakaian baru atau serba baru, tetapi arti dari kemenangan sejati adalah orang yang mendapat ampunan sepanjang bulan ramadhan sehingga kembali suci ketika Idul fitri serta mampu menerapkan kebiasaan positif yang dijalaninya di bulan ramadhan ke hari – hari biasa setelah ramadhan.
Ketika kita membaca dan mencoba flash back ke sejarah yang bercerita tentang penaklukan kota atau penguasaan wilayah baik itu sejarah tentang kerajaan – kerajaan atau pun di masa penjajahan, maka hal yang harus diperhatikan adalah adanya penaklukan pemimpin – pemimpin dari setiap wilayah yang mana dapat mempercepat penguasaan wilayah tersebut. Begitu juga di zaman rasulullah SAW ketika berdakwah, strategi beliau agar agama islam menyebar dengan cepat di suatu wilayah adalah dengan mengislamkan raja atau pemimpin dari wilayah tersebut. Karena kalau pemimpinnya sudah ditaklukkan maka otomatis rakyatnya juga akan mengikuti pemimpin tersebut. Maka untuk memenuhkan masjid di dalam setiap sholat jama’ah, orang yang berperan besar adalah pemimpin atau perangkat pemerintahan yang ada di setiap tingkatan.
Jika mengambil contoh tingkat desa, maka perangkat desa lah yang berperan besar dalam memenuhkan masjid ketika sholat jama’ah. Karena ketika adzan berkumandang lalu para perangkat desa mulai dari kepala desa, sekertaris desa sampai seksi – seksi nya berbondong – bondong sholat jama’ah di masjid dan meninggalkan pekerjaannya, maka seluruh masyarakat di desa tersebut pun mengikutinya dengan ikut berjama’ah sholat 5 waktu di masjid. Jika ada orang yang tidak melaksanakan sholat jama’ah di masjid ketika kepala desa serta perangkat – perangkatnya sholat jama’ah maka otomatis orang tersebut akan malu baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri. Cara ini mungkin berguna untuk mengisi kekosongan shof – shof di masjid sepeninggal bulan ramadhan. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment