Disiplin, awal kemajuan suatu bangsa



Ketika kita berbicara soal disiplin, maka kita akan teringat bangsa yang sudah menerapkan disiplin kepada seluruh warga Negara baik itu presiden atau pun rakyat kecil, Negara itu adalah Negara jepang. Sedikit cerita, jepang ketika di bom oleh sekutu di kota hirooshima dan Nagasaki pada tanggal 9 agustus dan 14 agustus tahun 1945, ekonomi jepang hancur seketika kemudian kepala Negara pasca kejadian itu menyuruh menyelamatkan para guru.

Coba kita bayangkan yang diutamakan adalah ilmu bukannya harta. Kalau saya berfikiran bahwa jika kejadian itu terjadi di Indonesia, bukan para guru yang diselamatkan terlebih dahulu melainkan harta benda yang dimiliki. Padahal harta benda masih bisa di cari sedangkan sumber ilmu sangat susah untuk dicari. Buktinya sekarang jepang lebih maju dari Negara Indonesia walaupun luas negaranya lebih kecil dari Indonesia.

Kita kembali ke topik pembahasan. Berdasarkan sebuah survey yang diadakan oleh suatu lembaga yang cukup terkenal, bahwa jam kerja orang jepang sangat disiplin baik itu murid, mahasiswa, dan orang – orang yang bekerja. Tidak ada warga jepang yang keluyuran pada pagi menjelang siang hari kecuali saat weekend. Berbeda dengan Indonesia, dari murid – murid sampai aparat yang digaji Negara pun keluyuran saat jam tugas. Ini membuktikan bahwa disiplin dari warga Indonesia masih sangat kurang. Belum lagi masalah keterlambatan, ketika kita melihat disiplin orang jepang ketika beraktifitas, maka kita akan memiliki jarak yang sangat jauh dengannya. Karena baik orangnya dan transportasinya sangat tepat waktu.

Disiplin merupakan hal yang menurut saya sangat dibutuhkan oleh orang Indonesia. Karena disiplin merupakan awal dari kemajuan suatu bangsa. Kita lihat penemu – penemu maupun ilmuan – ilmuan hebat di zamannya seperti Albert Einstein dengan teori relativitasnya yang mengilhami penemuan bom nuklir, Wright bersaudara dengan pesawatnya, sampai Issac Newton dengan hukum – hukum fisikanya. Satu hal yang patut di teladani dari mereka yaitu kegigihannya untuk menemukan suatu hal yang baru dan mungkin bisa berpengaruh terhadap peradaban manusia. Sifat kegigihan pun tidak akan mungkin bisa muncul dengan sendirinya, melainkan perlu kebiasaan. Sedangkan cikal bakal dari sifat gigih menghadapi rintangan apapun adalah disiplin.

Kita ambil contoh salah satu ilmuan yaitu Issac Newton, ketika ia sedang duduk – duduk di taman depan rumahnya dan tiba – tiba melihat buah kelapa jatuh tanpa adanya sifat disiplin dari seorang Issac, maka saya yakin tidak akan ada hukum – hukum newton, dan satuan newton pun tidak ada. Disiplin sangat penting sekali, saking pentingnya seluruh lembaga pendidikan di Indonesia  menerapkan yang namanya disiplin. Mulia dari lembaga formal maupun informal, mulai dari sekolahan, sampai pondok.

Ketika kita sudah tidak terbiasa dengan disiplin, maka akan banyak kerugian yang akan kita dapatkan. Misalnya, dengan kita tidak berdisiplin baik dalam kegiatan apa pun maka akan muncul sifat baru di tubuh kita yaitu kemalasan. Seperti kita ketahui bahwa malas adalah musuh yang sangat berat bagi para pelajar. Karena malas selalu menghampiri para pelajar, malas belajar, malas sekolah dan lain sebagainya.

Jadi kesimpulannya adalah kita harus mematri sifat disiplin di otak kita agar kita sudah memiliki mindset disiplin bukan malas. Sekian yang dapat saya sampaikan pada artikel kali ini dan semoga memiliki manfaat yang sangat besar bagi pembaca. Dan semoga merubah sifat pembaca (maaf) yang dulunya malas menjadi disiplin. Dan kita para generasi muda mencoba untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara yang memiliki peradaban yang maju, baik dari segi budaya maupun ekonomi.

0 komentar:

Post a Comment