Khutbah Jum'at di Masjid Annur (27/06/2014)
Kewajiban kita yang harus kita laksanakan sebagai seorang muslim telah tersebut dalam rukun iman. Islam berdiri dilandasi oleh 5 hal yaitu syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji. Jika kita tidak melaksanakan salah satu dari 5 hal tersebut kecuali haji yang diperuntukkan bagi yang mampu, maka pondasi dari keislaman kita kurang kokoh sehingga mengakibatkan kita malas menjalankan perintah yang lain.
Pada tanggal 27 juni 2014 yang bertepatan dengan hari jum’at merupakan hari terakhir dari bulan sya’ban dan sabtu pada tanggal 28 juni 2014 kita sudah masuk bulan yang ditunggu – tunggu oleh seluruh kaum muslimin di dunia setiap tahun yaitu bulan Ramadhan. Hal itu berdasarkan maklumat yang diedarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa 1 Ramadhan 1435 H jatuh pada hari sabtu pon tanggal 28 juni 2014. Penentuannya didasari oleh salah satu metode penentuan yaitu hisab hakiki, karena berdasarkan hasil sudah terjadi ijtima’ atau konjungsi atau bertumpuknya bulan dan matahari yang terjadi pada hari jum’at 27 juni 2014 jam 15 lebih 20 menit. Dan saat matahari terbenam posisi bulan sudah di atas ufuq dengan ketebalan yang sangat tipis.
Prinsip penetapan awal Ramadhan maupun Syawal ataupun bulan qomariyah berdasarkan hisab mensyaratkan 3 kriteria, yaitu :
• Sudah harus terjadi Ijtima’ atau konjungsi atau bertumpuknya bulan dan matahari.
• Konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam
• Ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam dan masih diatas ufuq. Sedangkan pada jum’at 27 juni 2014 bulan sudah di atas ufuq namun dengan ketebalan yang tipis. Hanya saja kemungkinan untuk dilihat sangatlah kecil. Hilal yang mungkin sudah bisa dirukyat minimal 2 derajat di atas ufuq ketika matahari telah terbenam.
Sebagian umat islam di Indonesia dan juga pemerintah penetapan awal bulan Qomariyah berdasarkan metode rukyatul hilal bil ‘ain. Sehingga kemungkinan puasa tahun 1435 H mengalami perbedaan penentuan awal puasa. Terkait perbedaan tersebut, kita harus memiliki sikap yang jelas yang telah kita yakini bahwa hal tersebut benar, dan dalam menghadapi perbedaan kita tidak boleh ragu atau bimbang. Sikap – sikap tersebut yaitu :
• Yakin
Kita harus memiliki keyakinan di dalam hati bahwa kita memilih hal yang benar, mengambil pendapat yang diyakini benar dan tidak ragu - ragu atau bimbang.
• Melaksanakan Secara Konsisten
Dalam menghadapi perbedaan kita tidak boleh opportunis atau menjadi plin – plan. Biasanya memilih puasa yang terakhir kemudian memilih hari raya yang paling cepat.
Penentuan kebenaran atau keyakinan ada 3 macam, yaitu :
• Ilmu Yaqin
Berdasarkan ilmu, meyakini sesuatu karena kita telah mengetahui dengan ilmu dan belum pernah mengetahui dengan mata. Contohnya adalah didalam kabel kita tahu bahwa terdapat serat – serat tembaga padahal kita belum pernah melihat secara langsung. Pembuktiannya adalah kipas angin dapat menyala dengan mencolokkan kabel ke listrik sehingga otomatis kabel tersebut dialiri oleh listrik.
• ‘Ainul Yaqin
Muncul atau kita dapat mengetahui kebenaran tersebut karena melihat dengan mata. Namun, terkadang juga memiliki kekeliruan seperti contoh berikut. Ketika kita membandingkan besarnya ukuran bulan dan bintang, dengan menggunakan penglihatan jelas lebih besar bulan. Namun jika dilihat dari segi ilmu maka bintang lah yang lebih besar karena pengaruh jarak yang sangat jauh dibandingkan dengan bulan sehingga terlihat kecil, padahal lebih besar dari bulan.
• Haqqul Yaqin
Keyakinan berdasarkan kebenaran yang sudah tidak terbantahkan karena sudah memiliki data serta fakta pendukung kebenaran hal tersebut.
Pada zaman modern saat ini, ilmu Astronomi sudah sangat maju sehingga sudah tidak diragukan lagi keakuratannya khususnya ilmu Astronomi modern. Dengan ilmu tersebut, kita bisa menentukan kapan terbitnya matahari, kapan gerhana bulan terjadi dengan tepat dan akurat, dan termasuk dalam ilmu yaqin. Hal - hal yang harus kita laksanakan ketika masuk ke bulan Ramadhan seperti :
• Melaksanakan perintah Allah
Seperti melaksanakan puasa, sholat dan amalan wajib lainnya. Karena kalau kita meninggalkan salah satu amalan tersebut maka sama saja dengan kita menghancurkan keislaman kita.
• Memperbanyak Amalan Sunnah
Seperti tadarrus, memperbanyak shodaqoh jariyah, mendirikan sholat malam yaitu tarawih, dan amalan – amalan sunnah lainnya yang telah dicontohkan oleh rasulullah.
• Tidak diperkenankan bagi kita untuk merusak kemuliaan ramadhan
Dengan melaksanakan maksiat, pada bulan puasa maka kita sudah merusak serta menodai kemuliaan dari bulan ramadhan.
• Menghormati Bulan Ramadhan
Dengan cara menutup warung serta tempat hiburan bagi yang memiliki pada bulan ramadhan yang sekiranya tidak mengganggu dalam melaksanakan ibadah di bulan ramadhan seperti puasa, tarawih, maupun tadarrus Al – Qur’an.
Khutbah : Drs. H. Agus Salim Sy.
0 komentar:
Post a Comment