Pelestarian Buku Langka


Buku merupakan jendela dunia, begitulah kiranya ucapan yang selalu saya dengar dari masa kecil saya hingga saat ini. Dan jenis dari buku itu pun bermacam macam, mulai dari jenis bacaan ringan, jenis novel, sampai jenis buku penambah pengetahuan. Dari sekian banyak buku yang ada sekarang, hanya sedikit yang ada buku – buku peninggalan bangsa leluhur sebelumnya dan bisa dibilang sudah musnah dan terbengkalai, walaupun ada tetapi buku – buku tersebut berada di museum dan terkesan sangat berharga sehingga tidak sembarang orang bisa menyentuhnya bahkan membacanya.

Di India, ada sebuah buku yang selalu diwariskan turun temurun, dari zaman dahulu hingga zaman sekarang, yaitu buku Ramayana karya dari walmiki (versi india) yang keseluruhannya terdiri dari 18 jilid. Selain kitab Ramayana, juga ada kitab mahabaratha karya waisya yang sekarang sudah di filmkan. Dua kitab tadi merupakan ikon kebanggaan penduduk india. Saking populernya kedua buku tersebut karena masuk dalam sejarah awal kebudayaan sungai gangga, sayang sekali jika hanya masyarakat India yang bisa membaca  kedua kitab tersebut. Sehingga muncul ide dari pemerintah india untuk menerjemahkan buku itu ke beberapa bahasa tak terkecuali bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. 

Kemudian saya mulai berpikir kalau misalnya kita bisa meniru india dengan mengambil tindakan terhadap buku – buku peninggalan zaman kerajaan di Indonesia zaman hindu budha seperti dialaih bahasakan, pasti akan lebih menarik dari pada kitab Ramayana karya walmiki dari india. Padahal dalam sebuah forum internasional yang dinaungi oleh PBB dan lebih tepatnya UNESCO, Indonesia berada di peringkat atas daftar pemilik peninggalan sejarah dalam hal buku yang harus dilestarikan. Faktanya, banyak sekali karya – karya mpu pada zaman hindu budha di Indonesia seperti kitab Negarakertagama karangan mpu prapanca, kitab sutasoma karangan mpu tantular dan lain lain. Sehingga dengan mencetak ulang dan mengalih bahasakan kitab – kitab tersebut, diharapkan generasi berikutnya dapat membaca dan tidak sekedar melihatnya di museum. Sehingga diharapkan generasi mendatang dapat mengambil hikmah dan pelajaran hidup dari buku yang telah ia baca.

Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment