Ceramah Sholat Tarawih di Masjid Annur (29/06/2014)
Di bulan ramadhan kita diperintahkan oleh Allah untuk berpuasa agar kita menjadi orang – orang yang bertaqwa. Ibadah puasa merupakan ibadah yang paling ikhlas dan paling jujur diantara ibadah – ibadah lainnya. Karena puasa tidak akan bisa dipamerkan kepada orang lain bahwa ia sedang berpuasa. Hanya Allah dan ia sendiri yang tahu apakah ia benar – benar puasa atau tidak. Ibadah – ibadah lain selain puasa sangat rawan dicampuri oleh riya’ atau sikap pamer kepada orang lain sehingga dapat menurunkan serta menghancurkan keikhlasan kita dalam melaksanakan ibadah tersebut, sedangkan ibadah puasa sangat jarang dibumbui dengan sifat tercela riya’.
Ibadah yang paling rawan dicampuri dengan sifat riya’ adalah ibadah shodaqoh dan ibadah haji. Dengan member shodaqoh atau pemberian kepada orang, tidak pantas rasanya jika orang tersebut tidak berterima kasih dan ketika orang yang diberi berterima kasih maka akan ada rasa puas di hati dan itu adalah sifat yang lumrah dari manusia. Walaupun begitu, harus dijaga agar kepuasan hati tidak berlebihan dan selalu bertawakkal kepada Allah. Sedangkan ibadah Haji, tampak dicampuri riya’ atau bukan, terletak setelah orang tersebut pulang dari tanah suci makkah setelah selesai melaksanakan haji.
Orang akan bangga dan merupakan suatu keharusan jika dipanggil pak haji atau bu haji setelah pulang menunaikan ibadah haji. Kalau tidak menjaga diri, maka kita akan terbawa oleh keadaan sehingga muncul kebanggan di dalam hati dan bisa saja terjerumus dalam sifar riya’ yang dapat mempengaruhi keikhlasan dalam melaksanakan ibadah haji. Karena itu, Allah berfirman dalam Al – Qur’an mengenai ibadah haji yaitu ibadah haji diperuntukkan bagi orang – orang islam yang mampu serta niat karena Allah dan bukan karena hal – hal lain.
Keuntungan bagi orang yang telah berangkat ke tanah suci makkah untuk melaksanakan ibadah haji adalah dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi imam sholat, menjadi penceramah, dan lain – lain. Karena masyarakat tahu bahwa ia sudah menyandang status haji, orang yang menyandang status haji dipandang tinggi di masyarakat. Nabi Muhammad SAW. bersabda bahwasanya semua amalan anak adam dapat meningkatkan atau menurunkan nilai dirinya kecuali ibadah atau amalan puasa. Karena ibadah puasa merupakan ibadah antara kita dengan Allah, Allah sendiri yang membalas pahala bagi orang yang berpuasa.
Penceramah : KH. Abdul Ghofar
0 komentar:
Post a Comment