Amerika Serikat curi data via Angry Birds


Pada bulan Januari 2014 lalu, muncul laporan bahwa badan rahasia Amerika Serikat, National Security Agency (NSA) ternyata juga menggunakan Angry Birds sebagai sarana penyadapan.

Seiring dengan pemberitaan tersebut, secara cepat pihak Rovio selaku pemilik dan pengembang dari Angry Birds membantah hal itu dan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan atau juga membantu NSA dalam menyadap dan mendapatkan data penggunanya.

Untuk itu, sebuah firma keamanan jaringan dan IT bernama FireEye mencoba membuktikan apakah benar Rovio dan Angry Birds tidak memiliki kaitan dengan aksi penyadapan yang dilakukan NSA?

Dalam laporannya yang dilansir oleh The Hacker News (01/04), seperti halnya aplikasi atau game untuk mobile lainnya, Rovio juga menjual layanan hiburannya ini.


Dalam proses pembayarannya, tentu saja, sang pembeli atau pelanggan harus membubuhkan semua identitas asli mereka. Setelah terdaftar, maka secara otomatis, data tersebut akan disimpan dalam komputasi awan milik Rovio sekaligus ke platform mediator bernama Burstly.

Setelah itu, semua data itu juga akan diunggah ke komputasi awan khusus dan kemudian ditransmisikan ke komputasi awan khusus iklan lainnya yang di dalamnya berisikan banyak platform dan third-party dari para pengiklan seperti Jumptap, Milennial Media, Loop Me dan lain-lain.


Dari komputasi awan bertemakan iklan tersebut lah, data-data penggunanya dapat disadap secara mudah oleh NSA.


Oleh karenanya, apabila Rovio secara tegas mengatakan bahwa mereka tidak bekerja sama atau juga terlibat dalam pencurian data pengguna, maka hal itu dapat dikatakan benar adanya.

Namun, secara tidak langsung, data-data yang disetorkan ke Rovio tersebut juga dapat diakses pihak tertentu dari komputasi awan lainnya dan ada kemungkinan perusahaan asal Finlandia ini juga sudah mengetahui namun tidak dapat melakukan apa-apa atau membiarkan hal tersebut terjadi. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.


0 komentar:

Post a Comment