Kutukan Piala Dunia


Setiap kali piala dunia datang,setiap kali itu pula kita merasa betapa persepakbolaan kita menanggung beban kutukan.kita ini seperti dikutuk menjadi penonton abadi,sampai kapankah  kita akan terbebas dari kutukan tersebut?saya membayangkan pada suatu pagi nurdin halid dengan perasaan penuh kesedihan karena mesti menanggung kutukan itu.sebagai ketua umum PSSI,sudah tentu dia lebih sedih dari pada siapa pun saat menyadari bahwa organisasi yang dipimpinnya tak pernah lolos ke putaran final piala dunia.karena itu seperti sisifus yang menanggung beban kutukan bertahun tahun.nurdin halid pun bergegas bangun dengan gagasan yang cerdas,salah satu cara paling cepat untuk memutuskan rantai kutukan adalah dengan menjadi tuan rumah piala dunia karena dengan begitulah Indonesia punya hak untuk tampil di putaran final.

Bila itu berhasil,segala pujian akan menggantikan semua caci maki yang terus menerus  dia terima selama menjadi ketua umum PSSI.namanya akan dicatat dalam sejarah persepakbolaan nasional sebagai satu satunya ketua umum PSSI yang berhasil membawa timnas bermain di putaran final piala dunia.begitulah saya bayangkan,pagi itu nurdin halid dipenuhi rasa gairah dan penuh kegembiraan karena merasa berhasil menemukan gagasan cerdas  untuk memartabatkan pesepakbolaan nasional.tapi kita tahu bahwa semua itu hanya impian kosong,siapapun yang berakal sehat mahfum,ada banyak persyaratan untuk menjadi tuan rumah piala dunia.itu tidak sekedar kemampuan untuk membangun stadion stadion representatif.soal itu seperti bandung bondowoso yang mampu membangun candi prambanan dalam semalam,barangkalikita pun bisa menyuruh para TKI yang bekerja di Malaysia lalu menyuruh mereka siang malam menyelesaikan pembangunan stadion.

Hujan emas di negri tetangga lebih punya rasa nasionalisme bila menerima hujan batu di negri sendiri,begitu kira kira saya bayangkan yang akan di dengung dengungkan oleh nurdin halid untuk menyemangati para TKI untuk segera mudik dan mewujudkan gagasan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia.pembangunan puluhan stadion itu akan membuka lapangan kerja mngurangi pengangguran,meningkatkan pendapatan rakyat,menambah devisa bagi Negara dan meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia saat perhelatan piala dunia berlangsung.salah satu yang disembunyikan itu adalah prestasi,sampai saat ini ,sepak bola kita konsisten kalah melulu di level internasional,padahal salah satu acuan penting bagi terpilihnya tuan rumah piala dunia adalah prestasi.ketika korsel dan jepang ditunjuk menjadi tuan rumah piala dunia,itu adalah suatu penghargaan atas prestasi sepakbola mereka dan asia.

Mungkinkah ?

Korsel dan jepang adalah representasi dari kemajuan persepakbolaan asia yang yang harus diberi tempat dan dicatat.begitu pula afrika selatan adalah representasi dari kemajuan sepak bola afrika .sejak kamerun dan roger milla memesona dunia dengan  gol semata wayangnya untuk membungkam publik argentina dengan kemenangan pada laga pembukaan piala dunia italia 1990.kemudian prestasi yang di capai oleh Nigeria ,Ghana dan Negara afrika lainnya,seluruh penggemar si kulit bundar seluruh dunia pun sepakat bahwa sudah selayaknya wakil wakil afrika itu mendapat penghormatan sebagai tuan rumah piala dunia,itu menjadi wujud penghormatan dan apresiasi atas prestasi persepakbolaan benua tersebut.soal prestasi itulah yang kerap terlontar,kenapa PSSI kok sangat sulit membuat prestasi?,kenapa kita sulit mencari 11 orang untuk menjadi tim nasional yang tangguh.jangankan menemukan 11 orang buat dijadikan pemain bola,menemukan seseorang buat dijadikan sebagai ketua PSSI saja sulitnya minta ampun.

Dengan demikian,kita pun mesti menerima semua beban kutukan itu saat menyaksikan perhelatan piala dunia,sembari bermimpi .memang mimpi bisa menjadi kekuatan yang mampu mengubah dunia,kita harus percaya.kesalahan kita adalah masih bersikeras bermain sepak bola di lapangan rumput padahal tidak sesuai untuk kita.permainan sepak bola yang cocok untuk kita adalah sepak bola lumpur.coba perhatikan kalau lomba agustusan,rakyat bermain bola di lapangan lumpur dengan bahagia dan gembira,tak ada kerusuhan dan tawuran.sepak bola lumpur seperti itulah yang cocok dengan mental agraris kita.bila kita mengembangkan sepak bola lumpur menjadi even berkelas dunia,mungkin kita memang bisa menjadi juara dunia.kita pun terbebas dari kutukan menjadi penonton abadi,apalagi sarana sudah tersedia.kita bisa membangun lapangan di lumpur lapindo yang luasnya lebih dari 75 lapangan bola.itu juga bisa sejalan dengan gagasan presiden SBY yang hendak menjadikan kawasan lumpur itu sebagai objek wisata. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment