Khutbah di Masjid Annur (02/05/2014)
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#þqäótGö/$#ur Ïmøs9Î) s's#Åuqø9$# (#rßÎg»y_ur Îû ¾Ï&Î#Î6y öNà6¯=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇÌÎÈ
35. Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Ayat
di atas memerintahkan kita dalam hal 3 perkara, yaitu : Bertaqwa kepada Allah
SWT, menuju kepada Allah (dengan cara wasilah atau perantara), dan jihad di
jalan Allah. Kalau kita ingin mencari arti dari ayat – ayat Al – Qur’an, kita
harus bertanya kepada yang mengetahui seperti ahli tafsir, dan menurut para
ahli tafsir, makna dari wasilah adalah tempat yang ada di surga. Bentuk –
bentuk perantara atau wasilah yaitu keimanan, ketaatan, pendekatan, dan amal
sholeh yang dilakukan oleh dirinya sendiri.
Al
– Qur’an menyebut kata wasilah hanya dua kali yaitu pada surat Al – Ma’idah
ayat 35, dan surat Al – Isra’ ayat 57. Hadits yang diriwayatkan bukhari
menyatakan bahwa wasilah boleh dilakukan kepadaa jin karena dahulu, jin
dianggap dekat dengan Allah. Sehingga mengetahui hal itu, jin kemudian masuk
islam dan bertaqwa kepada Allah.
Menurut
tafsir At – Tohari, orang – orang yahudi dan nasrani dahulu selalu bertawassul
melalu malaikat, nabi isa, dan khuzair. Dan menurut tafsir itu juga dijelaskan
bahwa cara berwasilah dapat melalui 2 cara, yaitu melalui malaikat, nabi, dan
jin serta melalui ketaatan dari diri kita sendiri.
Pada
zaman sebelum nabi Muhammad SAW sampai ada, tidak ada perintah yang namanya
wasilah atau tawassul. Dan setelah Nabi Muhammad wafat, mulai ada tawassul
setelah periode para tabi’in. Kenyataannya, para Imam yang memiliki madzhab
seperti Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Syafi’I dan lain lain tidak ada yang
mengajarkan tentang tawassul.
Landasan
bagi orang – orang yang masih melakukan tawassul adalah mereka berpendapat
bahwa “kita ini tidak bisa dekat dengan Allah karena kita selalu melakukan dosa
kecuali bertawassul lewat nabi Muhammad dan para wali. Bisa di baratkan seperti
ini, kita kalau mau bertemu presiden tidak bisa langsung bertatap muka dengan
presiden kecuali kita harus berusaha lewat para menteri, atau lewat juru
bicaranya dan lain lain.” Itu semua bertentangan dengan ayat Al – Qur’an yang
menyatakan Allah itu dekat dengan para hambanya yang senantiasa taat kepadanya.
Dan juga bertentangan dengan surat Qaaf ayat 16 :
ôs)s9ur $uZø)n=yz z`»|¡SM}$# ÞOn=÷ètRur $tB â¨Èqóuqè? ¾ÏmÎ/ ¼çmÝ¡øÿtR ( ß`øtwUur Ü>tø%r& Ïmøs9Î) ô`ÏB È@ö7ym ÏÍuqø9$# ÇÊÏÈ
16. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya
Pada
zaman nabi dahulu, penduduk di sekitaran Makkah selalu memuja patung – patung atau
berhala yang dibuatnya sendiri, padahal dia tahu siapa pencipta langit dan bumi
dan mempercayainya. Dan ketika ditanya dia menjawab bahwa kita tidak menyembah
patung ini, melainkan ini adalah bentuk tawassul kepadanya.
Khutbah
: KH. Muhammad Dawam Sholeh
0 komentar:
Post a Comment