The Dark History of World Cup
Ini mungkin sebuah laga piala dunia yang ingin rakyat afrika lupakan selamanya, sore itu 22 juni 1974 embusan angin tipis di kota gelsenkircen, jerman barat melenakan 35 ribu penonton yang memadati park stadion tidak ada sorak sorai. Brazil yang sebelumnya sudah merengkuh piala dunia kali ketiga menampilkan sepak bola membosankan dan pragmatis, dan cenderung defensif. Tidak ada permainan yang diperagakan samba seperti edisi sebelumnya di meksiko. Mungkin saja penampilan buruk brazil di piala dunia sudah hilang dari ingatan kita. Tapi kiprah lawan selecao sore itu akan terus lengket dalam benak seluruh rakyat afrika. Juara 1974 zaire menampilkan salah satu laga paling memalukan sepanjang sejarah piala dunia.
Pada menit ke 77, gelandang brazil mirandinha, valdemiro, dan rivelino berancang ancang mengambil tendangan bebas sejauh 60 yard dari gawang Zaire. Skor sudah 2-0 untuk brazil lewat gol jairzinho dan rivelino. Wajah wajah para pemain Zaire terlihat sangat cemas, bahkan pucat. Sejurus kemudian, kejadian lucu pun terjadi defender Zaire mwepu ilunga kehilangan kesadaran, dia berlari melepaskan diri dari tembok pertahananya dan menendang bola milik brazil sekencang kencangnya, wasit terlihat shock melihat aksi itu dan ilunga pun dihadiai kartu kuning. Penonton di park stadion dan mungkin seluruh dunia terpingkal dengan aksi konyol pemain bernomor punggung 2 tersebut. Tapi, tidak bagi ilunga, para pemain Zaire, dan pelatih berdarah Yugoslavia blagoje vudinic. Lutut mereka terlampau gemetar dalam pertandingan itu.
Sungguh tekanan kepada tim Zaire waktu itu tidak ringan, dictator gila kuasa joseph mobutu sese seko mengultimatum ilunga dkk. Jika sampai pada pertandingan itu Zaire kalah dengan skor 4-0, jangan harap pemain bisa pulang dengan selamat, jangan bermimpi juga bisa melihat keluarga hidup hidup. Skandal tersebut merupakan yang terburuk sepanjang sejarah di piala dunia. Tentu momen itu tidak pernah ada didalam khayalan pemain Zaire sebelumnya, sesaat setelah Zaire lolos ke jerman barat setelah jadi juara afrika tahun itu, Zaire menatap piala dunia pertamanya dengan antusias, sese seko betul betul memanjakan skuad Zaire di tengah krisis ekonomi yang karut marut akibat kebijakan nasionalisasi aset internasional yang membabi buta, para pemain mendapat hadiah berupa mobil, emas, dan segepok uang. Namun semangat Zaire luluh seketika setelah di pertandingan pertama mereka di kalahkan oleh skotlandia 2-0, sese seko marah besar, penguasa Zaire selama 32 tahun itu tidak sudi lagi memanjakan para pemain, sikap keras pun diambil. Menjelang laga ke dua melawan Yugoslavia, ajudan sang dictator berbisik bahwa pemain tak akan dibayar se sen pun dalam even ini.
Hal tersebut membuat anggota tim enggan bertanding dan hasilnya mereka sengaja dibantai Yugoslavia 9-0, kekalahan itu menjadi noda abadi bagi sepak bola afrika. Setelah pertandingan sese seko muntab, lantas keluarlah ancaman mengerikan tersebut menjelang laga melawan brazil. Bukan itu saja, kemenangan argentina di kandang pada 1978 dilambari dengan tangan kotor sang jendral besar yaitu Jorge Rafael videla. Terutama saat Mario keempes dkk mengalahkan peru enam gol tanpa balas di laga pamungkas fase grup kedua, ini ganjil sebab saat itu peru merupakan salah satu kekuatan utama di amerika selatan dengan seniman macam teofilio cubillas dan hector cumpitas.
Untuk melaju ke final, argentina memang butuh kemenangan minimal empat gol, namun ternyata kiper tangguh Ramon Quiroga membiarkan gawangnya dijebol enam kali. Belakangan Quiroga mengaku bahwa dirinya lebih suka argentina yang lolos dari pada brazil, atas menguaknya skandal itu maka merebaklah salah satu skandal paling terkenal sejagat yaitu skandal Quiroga. Namun alasan itu bukan penyebab utama, lewat riset panjang belasan tahun, menyimpulkan bahwa kemenangan argentina atas peru itu semata balas jasa. Sebelum laga, jendral videla menyogok pemerintah peru dengan gandum dan persenjataan militer. Dengan demikian pada saat para pemain peru memasuki lapangan, para pemain terlihat tidak bersemangat karena telah dibutakan oleh matahari kota. Terima kasih sudah membaca dan semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment